0 comments

Mengenal Satuan Gegana Siap Tempur

Published on Jumat, 04 November 2011 in

CARI
Rekan-rekan mungkin mungkin masih belum familiar mendengar istilah KBR. merupakan singkatan dari Kimia Biologi dan Radioaktif. di era kemajuan teknologi yang semakin canggih sekarang ini juga meningkatkan kemampuan teroris untuk mengembangkan senjata2 pemusnah masal, salah satunya yaitu bahan-bahan berbahaya KBR. oleh karena itu untuk mengantisipasi ancaman ini, polri membentuk unit KBR yang mempunyai tugas utama sebagai first responder terhadap kejadian-kejadian yang berhubungan denganbahan-bahan berbahaya KBR ini. Buku pedoman pelaksanaan bagi unit KBR ini sudah selesai dibuat dimana didalam buku tersebut menetapkan bahwa ubit KBR secara struktural berada di dalam Satuan I Gegana Brimob Polri yang bermarkas di Mako Korbrimob di Kelapadua Depok yang diwadahi di dalam satu detasemen yaitu Detasemen E / KBR.

Dalam tulisan ini saya ingin menampilkan salah satu peralatan yang di gunakan untuk menjinakkan bom KBR. seperti gambar di bawah ini:

Air Foam dolly System
Alat ini berfungsi untuk memberikan busa disinfektan. Adapun bagi temen-temen yang tidak tau apa itu disinfektan bisa di jelaskan dalam arti  zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Disinfektan atau disebut juga larutan sterilisasi dingin dapat merusak banyak mikroorganisme (bakteri, virus, kapang) tetapi tidak dapat mematikan spora bakteri. Disinfeksi tidak dapat menggantikan sterilisasi autoklaf.
Ini adalah gambar simulasi dari Penggunaan Alat Air Foam dolly System yang di mana digunakan dengan cara menyemprotkannya

Disinfektan dapat digunakan pada permukaan yang keras (baki, kursi, meja dsb), alat-alat yang peka terhadap pemanasan seperti plastik, pipa kapiler sebelum dan sesudah penggunaan. Disinfektan dalam penggunaannya harus memperhatikan prosedur yang dianjurkan. Beberapa disinfektan bersifat toksik dan membutuhkan penanganan yang khusus dalam pembuangannya.

Universal Tent
alat ini berbentuk seperti tenda yang dimana berfungsi untuk melakukan pengurungan seandainya bom mau di ledakkan  Biological ataupun penahanan dan mitigasi dengan di bantu Air Foam Dolly system untuk membunuh virus yang sudah di tahan. dengan cara memberikan tekanan udara dan kimia untuk memproduksi tanki pencampuran yang digunakan sebagai disinfeksi 
Universal Ten

Selain itu Gegana dan Departemen ristek, ITS, LIPI, Pindad, tergabung dalam satu tim pembuat robot penjinak bom sendiri. ide ini dilatar belakangi keinginan untuk membuat robot-robot penjinak bom sendiri dan mahalnya harga robot-robot buatan luar negeri serta sulitnya suku cadang robot penjinak bom dan perawatan robot-robot yang dimiliki tim Gegana, maka pemerintah indonesia yang di koordinir oleh departemen ristek telah membuat satu tim pembuat robot penjinak bom indonesia.
Departemen Ristek sebagai koordinator dan bertugas mengurus masalah administrasi dan pendanaan, ITS menghandle pemrograman, desain dan elektronik, LIPI mengambil bagian ,mendisain kamera dan video kontrol, Pindad bertugas membuat makanik robot dan Gegana bertugas mendesain body robot, desain fitur-fitur yang diperlukan robot serta bertuga melakukan uji coba robot terutama uji coba melakukan penjinakan bom.

Pembuatan robot ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan robot-robot penjinak bom untuk tim-tim Gegana diseluruh Indonesia, sebagaimana kita ketahui bahwa masih banyak tim-tim gegana di daerah-daerah belum memiliki robot penjinak bom dan masih mengandalkan penjinakan secara semi remote atau manual.

Sumber
Atbindo. 
Tautan Bersponsor
Sawadee Khaa! Pakai lulur susu ala Banci Thai ini.. Dijamin ketagihan! Kulit jadi cerah, kenyal, halus. MAntAP!! Bisa menghilangkan kulit gelap di ketti, slengki, tengkuk
 
PO aksesoris impor korea affordable 25.000-75.000! Mulai dari kalung, gelang, anting, cincin semua good quality! PO terakhir hari senin tanggal 7 November 2011 Contact:
iskandar600806 menulis on Apr 29, '09
Sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin canggih dengan ilmu telhnologi sehingga tingkat kriminalitas termasuk tindakan terroris yang semakin meningkat maka kemajuan pembentukan satuan KBR sanagt penting dan strategis. Namun dibalik itu hendaknya polisi tidak hanya memikirkan hal-hal yang besar akan tetapi hal-hal yang kecilpun perlu ditingkatkan. Bahkan hal yang sangat mendasar didalam penindakan di jalan raya seprti arogansi para supir bus, metromini, ranmor masih jauh dari harapan bahkan terkesan tindakan polisi hanya angat-angat tai ayam. Coba kalau kita ingin membenahai hal-hal yang besar maka hal yang kecil juga cukup signifikan untuk kita kerjakan. Semoga polisi semakin mantap dan dapat dipercaya oleh seluruh bangsa rakyat Indonesia untuk menjaga keamanan seutuhnya.
rixco menulis on Apr 30, '09
Sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin canggih dengan ilmu telhnologi sehingga tingkat kriminalitas termasuk tindakan terroris yang semakin meningkat maka kemajuan pembentukan satuan KBR sanagt penting dan strategis. Namun dibalik itu hendaknya polisi tidak hanya memikirkan hal-hal yang besar akan tetapi hal-hal yang kecilpun perlu ditingkatkan. Bahkan hal yang sangat mendasar didalam penindakan di jalan raya seprti arogansi para supir bus, metromini, ranmor masih jauh dari harapan bahkan terkesan tindakan polisi hanya angat-angat tai ayam. Coba kalau kita ingin membenahai hal-hal yang besar maka hal yang kecil juga cukup signifikan untuk kita kerjakan. Semoga polisi semakin mantap dan dapat dipercaya oleh seluruh bangsa rakyat Indonesia untuk menjaga keamanan seutuhnya. 
bener sekali bung iskandar, tapi yang perlu di garis bawahi adalah polri sudah membagi sub pokok tugas masing-masing Satuan seperti gegana, reskrim, densus88, polantas dan lain-lain yang saya tidak bisa sebutkan satu-persatu yang dimana sudah mempunyai tugas masing-masing. jadi untuk masalah dijalan raya , baik diakibatkan oleh kelalaian pengendara ataupun kriminalitas dijalanraya itu masuk dalam konteks Polantas (polisi lalu lintas) dan bekerja sama dengan terkait seperti samsat.

Apakah dengan seringnya pelanggaran lalu lintas/ atau kejahatan lalu lintas kita melupakan tindakan teroris..? saya rasa bisa berjalan seiring dengan berkembangnya zaman baik kriminalitas jalan raya ataupun tindakan terorisme dengan sesuai konteks dan tugas masing-masing sub bagian yang ada di tubuh Polri .

iskandar600806 menulis on Apr 30, '09
Bener Mas Rixco kita harus berjalan seiring tetapi tidak selalu lho ! bisa kadang-kadang seiring kadang secara prioritas, nach tergantung cara kita memandang ancaman yang akan timbul yang tentunya dilandasi oleh perkiraan yang akan mungkin terjadi. Contohnya TNI kita pernah membeli persenjataan rudal Fir beberapa tahun lalu dan setelah itu habis masa pakainya dan ga pernah digunakan, sehingga sekarang persenjataan tersebut mubajir buang-buang duit karena sekarang senjata tersebut ga bisa dipakai lagi. Disisi lain ancaman yang muncul yang akan menggunakan senjata rudal ga ada bahkan negara tetanggapun ga segan bahkan meremehkan kita. Untuk dukungan kendaraan kepada satuan lantas agar dapat menjalani tugasnya dengan baik di jalan, lebih banyak digunakan di tempat-tenpat yang dapat mendapatkan hasil (di jalan tol yang menungumangsa) dan banyak kendaraan satlantas yang terduduk jd bangkai diparkiran kantor polisi. Padahal kalau dilihat tahun pembuatan mobilnya masih relatif muda. Artinya kita ga pandai memenagenya dan hanya selalu melihat ke negara yang ideal sarananya dan menjadikan kambing hitam untuk tidak bisa melakukan hal yang baik.

Saya berpikir kita hanya kurang mengezoom saja setiap pokok permasalahan dan lebih condong kepada keuntungan perorangan atau kelompok. Contohnya pelanggaran di jl yang saya sebutkan tadi sdh banyak didiskusikan yang ujung-ujungnya selalu disalahkan ga ono duit untuk memasang instrumen dan petugas yang diperlukan. Padahal sistim lalu lintas kita juga tidak menyiapkan tempat pemberhentian bus (ujung-ujungnya khan duit juga). Sementara pembentukan atau pembelian satuan KBR itu memang perlu tapi dibandingkan dengan permasalahan di jalan raya tersebut perlu dikaji lebih mendalam, mana yang lebih prioritas.
rixco menulis on Apr 30, '09
Bener Mas Rixco kita harus berjalan seiring tetapi tidak selalu lho ! bisa kadang-kadang seiring kadang secara prioritas, nach tergantung cara kita memandang ancaman yang akan timbul yang tentunya dilandasi oleh perkiraan yang akan mungkin terjadi. Contohnya TNI kita pernah membeli persenjataan rudal Fir beberapa tahun lalu dan setelah itu habis masa pakainya dan ga pernah digunakan, sehingga sekarang persenjataan tersebut mubajir buang-buang duit karena sekarang senjata tersebut ga bisa dipakai lagi. Disisi lain ancaman yang muncul yang akan menggunakan senjata rudal ga ada bahkan negara tetanggapun ga segan bahkan meremehkan kita. Untuk dukungan kendaraan kepada satuan lantas agar dapat menjalani tugasnya dengan baik di jalan, lebih banyak digunakan di tempat-tenpat yang dapat mendapatkan hasil (di jalan tol yang menungumangsa) dan banyak kendaraan satlantas yang terduduk jd bangkai diparkiran kantor polisi. Padahal kalau dilihat tahun pembuatan mobilnya masih relatif muda. Artinya kita ga pandai memenagenya dan hanya selalu melihat ke negara yang ideal sarananya dan menjadikan kambing hitam untuk tidak bisa melakukan hal yang baik.

Saya berpikir kita hanya kurang mengezoom saja setiap pokok permasalahan dan lebih condong kepada keuntungan perorangan atau kelompok. Contohnya pelanggaran di jl yang saya sebutkan tadi sdh banyak didiskusikan yang ujung-ujungnya selalu disalahkan ga ono duit untuk memasang instrumen dan petugas yang diperlukan. Padahal sistim lalu lintas kita juga tidak menyiapkan tempat pemberhentian bus (ujung-ujungnya khan duit juga). Sementara pembentukan atau pembelian satuan KBR itu memang perlu tapi dibandingkan dengan permasalahan di jalan raya tersebut perlu dikaji lebih mendalam, mana yang lebih prioritas. 
kalau mas berpandang seperti itu akan tetap ada pro dan kontra . Selama indonesia tidak mengembangkan SDMnya untuk membuat hasil produksi made in sendiri, kalau kita tidak bisa mengembangkan produksi dalam negeri selama itu pula ada kata "OUT OF DATE" dari produk yang kita beli yang dimana akan terus berinovasi dan berkembang dengan seiringnya zaman apalagi masalah alusista

yang sekarang jadi pertanyaan adalah Bangsa ini mau jadi Operator Terus ..? atau mau jadi Produsen sekaligus Operator..?

memang kita harus berpandangan arif..mungkin disatu sisi Satuan Gegana mendapat Ilmu dari terbentuknya TIM KBR sehingga tidak riskan lagi berhadapan dengan hal yang menyangkut KBR. coba kalau tidak ada kan bisa bahaya juga seperti mengutip pribahasa "sedia payung sebelum hujan" :D





Tambahkan Komentar
    

rixco

Dirgahayu Indonesia 

Guestbook
Click here to post comments

Free PageRank Checker


usahaan · Iklankan · API · Bantuan  Perihal · Blog · Syarat · Privasi · Per

Spread The Love, Share Our Article

Related Posts

No Response to "Mengenal Satuan Gegana Siap Tempur"

Add Your Comment

TAMPILAN